MNRTV NEWS, Serang – Dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden RI menuju swasembada pangan nasional, Polda Banten berhasil melakukan dua kali panen jagung selama dua kuartal pertama tahun 2025, dengan total hasil mencapai 1.080,5 ton.
Panen ini dilakukan pada lahan seluas 355,3 hektare, tersebar di wilayah kerja enam polres jajaran.
Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, pada Selasa (10/06) menyampaikan bahwa panen ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi antara Polda Banten, Dinas Pertanian, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten.
“Jagung hasil panen sebagian besar telah diserap mitra industri seperti PT. Pokphand dan Japfa Comfeed. Jagung dijual dengan harga pasar Rp5.500 per kilogram dengan kadar kekeringan 14%. Ini merupakan pencapaian yang patut kita syukuri bersama,” ungkapnya.
—
Rincian Panen Kuartal I (Januari–Maret 2025)
Total Luas Tanam: 133 ha
Total Hasil Panen: 450,5 ton
Distribusi hasil panen:
Polres Tangerang: 36 ton (6 ha)
Polres Serang: 72 ton (14 ha)
Polres Cilegon: 7,5 ton (3 ha)
Polres Pandeglang: 50 ton (10 ha)
Polres Lebak: 285 ton (100 ha)
Polres Serang Kota: Nihil
—
Rincian Panen Kuartal II (April–Juni 2025)
Total Luas Tanam: 222,3 ha
Total Hasil Panen: 630 ton
Distribusi hasil panen:
Polres Tangerang: 2,5 ton (0,3 ha)
Polres Serang Kota: 38,5 ton (7 ha)
Polres Pandeglang: 70 ton (15 ha)
Polres Lebak: 519 ton (200 ha)
Polres Serang & Cilegon: Nihil
—
Bantuan Langsung untuk Petani
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap kelompok tani, Polda Banten turut memberikan bantuan pertanian pada Kamis (05/06) berupa:
1 ton pupuk organik (50 karung)
20 kg bibit jagung
500 kg pupuk urea
300 kg pupuk NPK
20 kaleng herbisida Brantaxon
10 kaleng reaktif
15 kaleng insektisida Athez
1 unit alat tanam jagung
Kombes Pol Didik Hariyanto menegaskan bahwa Polda Banten hadir tidak hanya sebagai penggerak, tetapi juga pendamping aktif kelompok tani melalui sinergi lintas sektor.
“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi. Semangat kolaborasi, gotong royong, dan pengabdian inilah yang menjadi fondasi menuju ketahanan pangan yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di Tanah Jawara,” tutupnya.