Jakarta, [ MNRTV News ] Dewan Pimpinan Wilayah Fast Respon Nusantara (DPW FRN) se-Indonesia telah resmi dilantik oleh Ketua Umum DPP Fast Respon Nusantara (FRN) H. Agus Flores, SH. MH., yang akrab disapa Agus Flores telah resmi memenuhi legalitas sesuai harapan dari Ketum DPP FRN Nasional. Di Millenium Hotel Sirih Jln. Fachrudin no. 3 RT 01 RW 07 Kp. Bali Kec. Tanah Abang Jakarta. Minggu, 25 Agustus 2024.
Pelantikan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pengurus di jajaran DPW FRN aktif, sebagaimana ada kekosongan atau peserta yang tidak hadir. Mau tidak mau harus diganti dengan yang hadir pada siang tadi.
Secara legalitas organisasi ini terdaftar di Kementrian Sekertaris Negara (Kemensesneg) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Agus Flores merasa yakin bahwa organisasinya akan menjadi semakin hebat dikemudian hari.
Melihat dari kepedulian jajaran anggota pengurus terhadap organisasi FRN, menjadi pengurus pengganti dari pada pengurus pusat yang tidak hadir pelantikan siang tadi. Dan melantik secara keseluruhan terhadap pengurus DPW masing-masing biar legalitasnya full dan on the track.
“Semua pengawasan dan evaluasi terhadap Polri, karena kalo kita bicara oknum kepolisian, kalian pasti ngeluh. Makanya harus ditahan karena harus fokus dulu pada pelantikan hari ini.”
Fast Respon Nusantara (FRN) adalah sebuah rumah yang berbadan hukum yang diakui negara yang didalamnya dinaungi awak media. Dikutip MNRTV (25/8).
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) ada satu kampung ada di wilayah itu berjalan terus selama 20 tahun permainan ilegal ‘BBM’ tidak bisa diatasi yang diatas. “Nanti diakhirat saja yang ga bisa bermain begitu ya kan? Kalo masih di dunia pasti masih ada persoalan-persoalan seperti itu. Jadi, kita tetap untuk tegak lurus on the track kegiatan seperti itu.” Kata Agus berseloroh.
Ada yang ditakuti oknum yaitu FRN, karena di dalamnya ada media semua. Yang menggoyang Presiden Amerikapun dari media. Jadi tergantung pemangku tugas dimedia sebenarnya.
Yang pasti masyarakat hanya melihat yang diduga para mafia-mafia ini yang diketahui membuat hati menjadi dongkol untuk melawan itu. Namun media juga manusia yang punya hati nurani.
Kalau tidak punya akal sehat persoalan ini menjadi blunder. Seperti ini merepotkan juga selama oknum punya mata, selama punya kaki untuk bergerak wartawan ini, tetap saja oknum tau bahwa persoalan terjadi dugaan mafia seperti itu.
Kecuali saja oknum tidak punya mata, tidak punya kaki untuk bergerak bisa ketahuan. Kalo masih ada wartawan di dunia ini, tetap saja ketahuan. Kalau bicara wartawan untuk memback up agak sulit.
“Wartawan senior yang ada di FRN ini agar dijaga marwahnya perhatian serius dari lembaga Polri.” kata Agus menambahkan
Peserta pelantikan maupun wartawan yang meliput kegiatan pelantikan dan sumpah jabatan pengurus DPW FRN mengisi absen kehadiran. Hal ini dimaksud untuk mengetahui jumlah kehadiran peserta, sejauh mana kepedulian jajaran pengurus DPW terhadap organisasi ini sebagai wadah pengawasan terhadap institusi penegak hukum.
Pembahasan AD ART lengkap dengan sedetailnya, keterbukaan tentang informasi anggaran organisasi harus diketahui jajaran DPW tanpa ada pertanyaan-pertanyaan akan dijelaskan Ketum Agus Flores atau Sekjen DPP FRN H. Dian Surahman.
Kemudian dilanjut dengan dialog, sharing dari Jajaran DPW FRN kepada DPP FRN dari rekan-rekan DPW FRN dilapangan atau ide masukan dan gagasan disampaikan pada acara sesi dialog.
(Rizki Traka)