MNRTV NEWS, Bekasi – Puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Gedung Juang Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang digelar oleh 28 organisasi pers se-Bekasi Raya, menyisakan tanda tanya besar atas ketidakhadiran Bupati Kabupaten Bekasi, Ade Kuswara Kunang. Ketidakhadiran tersebut menjadi sorotan dan menuai kekecewaan dari kalangan jurnalis.
Padahal, kehadiran pejabat tinggi pemerintahan sangat diharapkan dalam acara ini. Namun, Bupati Bekasi justru absen, di tengah kesibukannya yang belakangan ini lebih banyak terlihat dalam aktivitas konten di media sosial.
Panitia HPN mengaku telah melakukan koordinasi secara matang, termasuk komunikasi langsung dengan berbagai pemangku kepentingan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi, bahkan melalui nomor pribadi sang bupati.
Namun, tidak ada tanggapan, bahkan pesan-pesan WhatsApp dari panitia tak direspons, meski di media sosial pribadi bupati justru aktif dan cepat membalas komentar publik.
Sikap ini sangat disayangkan. Sebagai pejabat publik, diharapkan adanya niat baik untuk memberikan respon, terlebih dalam momentum penting seperti HPN. Di mata para jurnalis, hal ini mencerminkan sikap yang terkesan arogan dan mengabaikan pentingnya sinergi dengan insan pers.
Meskipun begitu, semangat para wartawan se-Bekasi Raya tak surut. Acara HPN tetap berlangsung dengan meriah dan penuh antusiasme. Namun, pertanyaan tetap mengemuka: apakah ketidakhadiran Bupati Bekasi merupakan bentuk ketidakhormatan terhadap media?
Ade Kuswara Kunang, yang baru menjabat sebagai Bupati Bekasi dan tengah menjalankan program 100 hari kerja, dinilai lebih fokus membangun citra pribadi lewat konten media sosial. Gaya kepemimpinannya bahkan disebut-sebut meniru model komunikasi digital ala mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ironisnya, karena terlalu sibuk dengan pencitraan, ia justru abai terhadap tanggung jawab formal sebagai kepala daerah. Hal ini menimbulkan kesan bahwa ada kekeliruan dalam menentukan prioritas.
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, justru menunjukkan sikap sebaliknya. Ia hadir dalam acara HPN dan menyampaikan apresiasi kepada insan pers. Dalam sambutannya, Harris menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pers, dan masyarakat.
“Kita tingkatkan kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah daerah, pers, dan masyarakat,” ujar Harris. Ia juga berharap pers tetap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan informasi pembangunan dan menangkal hoaks di era digital ini.
Ketua Forum Wartawan Bekasi Raya (FWBR), Bonanza Panjaitan, yang juga Pimpinan Redaksi Media Nusantara Merdeka News, menyayangkan ketidakhadiran Bupati Ade Kuswara Kunang tanpa alasan yang jelas. Menurutnya, ini menunjukkan kurangnya apresiasi terhadap semangat pers yang ingin membangun daerah bersama pemerintah.
“Walau tanpa kehadiran Bupati, kami insan pers tetap semangat. Acara ini berlangsung sukses berkat kolaborasi semua organisasi media di Bekasi Raya yang menjunjung tinggi marwah jurnalistik,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, HPN 2025 merupakan yang pertama kali digelar di Bekasi Raya dan akan tercatat dalam sejarah insan pers se-Indonesia. “Wartawan Bekasi Raya kompak dan tidak bisa diremehkan oleh pejabat, baik pemerintah maupun swasta,” pungkas Bonanza.
Sementara itu, Ketua DPD AsMEN Kota Bekasi yang sekaligus Panitia HPN Bekasi Raya 2025, Maman Nuriman yang biasa disapa Nuriman sangat mengharapkan kehadiran Bupati Bekasi yang baru Ade Kuswara Kunang yang sangat dikenal dipublik apalagi sering tampil di medsos dengan citra baiknya.
“Ya, harapan kami hadir di HPN Bekasi Raya ini,” ujar Nuriman.
“Walaupun kami kecewa tapi kami tetap semangat dan antusias bahwa acara HPN Bekasi Raya 2025 pasti sukses,” tandasnya.