MNRTV NEWS, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. gesit bermanuver di tengah gejolak ekonomi yang kian menantang pada awal tahun ini. Tidak saja sukses mencetak pertumbuhan kinerja yang mengesankan, perseroan juga siap dengan langkah ekspansi yang menjanjikan.
BSI melaporkan laba bersih sebesar Rp1,81 triliun pada kuartal I/2025, meningkat 10,08% secara tahunan (year-on-year/yoy), seiring peningkatan kinerja intermediasi perseroan yang secara umum positif. Rasio-rasio keuangan juga menunjukkan tren yang lebih baik.
BSI, bank hasil merger tiga bank syariah milik BUMN, melaporkan pertumbuhan pembiayaan 16,21% yoy menjadi Rp251,14 triliun pada Maret 2025. Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 7,04% yoy menjadi Rp289,33 triliun. CASA (current account savings account) naik dari 58,99% menjadi 61,43% tahun ini.
Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta menjelaskan bahwa dalam situasi ekonomi global yang penuh tantangan, pihak manajemen terus melakukan berbagai inisiatif untuk menemukan jalur optimis. Hal ini pun membuahkan hasil gemilang bagi BSI.
Kontribusi bisnis BSI melonjak dari 58,99% YtY menjadi Rp1,43 triliun. Pendapatan berbasis komisi mendominasi dengan kontribusi Rp2,37 triliun, tumbuh 64,1% YoY, disusul oleh gadai emas Rp0,55 triliun, naik 35,65% YoY. Dari total FBI, kontribusi bisnis emas mencapai 23,1%.
“BSI tetap mencatatkan kinerja yang positif di tengah kondisi ekonomi global yang menantang,” ujarnya.
Di sisi lain, BSI juga bersiap untuk melakukan ekspansi strategis dengan menyasar pasar internasional. Langkah konkret diwujudkan melalui rencana pembukaan kantor cabang di Arab Saudi pada tahun ini.
Pembukaan cabang tersebut juga akan mendukung misi Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah global. Hal ini juga didukung oleh Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI), termasuk mendirikan layanan remitansi berbasis syariah yang diakui secara internasional.
BSI mengatakan langkah ini berpotensi menyerap dana hingga Rp23 triliun, seiring dengan meningkatnya minat jemaah umrah dan haji untuk transaksi syariah yang aman dan transparan, khususnya antara Indonesia dan Arab Saudi.
Di dalam Saudi Vision 2030, industri halal di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar, menjadi salah satu mitra kunci.
Bob T. menambahkan bahwa BSI sedang menjajaki finalisasi kerja sama strategis dengan mitra lokal di Arab Saudi dan mengajukan izin dari Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) sebagai regulator.
Jika terealisasi, BSI akan menjadi bank syariah pertama dari Indonesia yang membuka cabang di Arab Saudi.
Dari sisi operasional, BSI terus memperkuat digitalisasi layanan dan pengembangan teknologi. Salah satunya adalah penggunaan sistem remitansi yang lebih efisien. Emiten bersandi saham BRIS ini meluncurkan BSI Smart, sistem digitalisasi terbaru untuk layanan nasabah.
Prospek saham BRIS juga terlihat menjanjikan. Sejumlah analis merekomendasikan beli untuk saham BRIS seiring dengan potensi pertumbuhan jangka panjang yang stabil dan fundamental yang solid.
Analis melihat bahwa valuasi saham BRIS masih relatif undervalued dibandingkan dengan potensi bisnisnya. Hal ini membuat BRIS menjadi salah satu pilihan menarik di sektor perbankan syariah.(tim)